Jadi wiraswasta dengan profesi bakul gedang memang tidak boleh wegahan atau malas. Kita harus gigih untuk memperoleh bahan baku. Meski harus menempuh jarak ratusan kilometer dengan naik kendaraan darat 12 jam nonstop harus disikapi dengan ikhlas rela dan tawakal, bukankah begitu? Rasa capai di badan ini belum pulih benar namun panggilan calon suplaier pisang dari Lumajang sudah menanti. Akhirnya Rabu sore 30 Nopember 2011 kita berangkat lagi ke Lumajang. Kali ini kita disiapkan pisang raja sekitar 1 (satu) ton, yah...sekalian pembelajaran bersama dengan calon suplaier dalam melakukan grading pisang raja.
Lumajang memang kota pisang. Pagi hari saat kami melewati pasar Klakah yang terletak di pinggir jalan Probolinggo - Lumajang, wah..pemandangannya benar-benar khas pisang, banyak kendaraan roda dua mawoh pisang nongkrong di pinggir jalan. Sayang kami enggak sempat berhenti untuk mengambil gambar mengingat waktunya sudah sangat mendesak untuk segera ketemu dengan calon suplaier.
Siangnya kami balik ke Yogyakarta dengan rasa bangga karena telah berhasil membawa pisang raja dalam jumlah banyak. Kecepatan mobil tidak perlu dipacu kencang-kencang seperti angkutan umum yang ngejar setoran, pelan tapi pasti bisnis ini akan berkembang, seyakin perjalanan kami balik ke kandang.
Siangnya kami balik ke Yogyakarta dengan rasa bangga karena telah berhasil membawa pisang raja dalam jumlah banyak. Kecepatan mobil tidak perlu dipacu kencang-kencang seperti angkutan umum yang ngejar setoran, pelan tapi pasti bisnis ini akan berkembang, seyakin perjalanan kami balik ke kandang.
Penimbangan pisang per sisir |
Grading berdasar berat |
Siap masuk mobil |
Rehat sejenak setelah grading |
Penataan di mobil |
Penimbangan per kranjang |
Penataan di mobil |
Penataan kranjang di mobil |
Penataan kranjang di mobil |
Siap balik ke Yogya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar