Setiap tahun ada sekitar 30% lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap dunia kerja. Hal ini tentu disebabkan oleh ketidak-cocokan kualifikasi lulusan dengan lowongan pekerjaan yang tersedia. Wow...prihatin sekali manakala melihat fakta pedih yang tak terbantahkan ini. Bayangkan, lulusan perguruan tinggi yang telah menghabiskan banyak dana dan ditempuh dalam kurun waktu paling tidak 4 tahun, ternyata masih banyak yang menganggur, pengangguran intelek!
Nah, kahanan semacam itu tidak usah diratapi berlebihan, apalagi mencari kambing hitam. Kitalah yang harus mencari peluang ditengah tekanan semacam itu. Solusinya pemerintah harus berani mengubah mainstream pendidikan, yakni pendidikan harus lebih condong kepada entrepreneurship. Siapapun itu seorang pendidik,harus berani mencoba menerapkan pendidikan yang bersifat wiraswasta, sehingga anak didik mulai dari tingkat dasar hingga PT tidak canggung bergerak dalam dunia usaha.
Kiranya tidak perlu praktek yang muluk-muluk. Anak usia SD bisa diajak untuk membuat hiasan bunga lantas dilatih untuk berani menawarkan kepada orang lain. Bisa juga anak didik dilatih sablon kaos, stiker, topi dan sebagainya. Syukur setiap ulang tahun sekolahan seminar yang syarat idealisme diganti dengan "Pekan Wirausaha" dimana setiap siswa bisa menampilkan hasil kreasinya. Bukan tidak mungkin inovasi kecil semacam ini memberikan perubahan besar bagi bangsa kita.
Nah, kahanan semacam itu tidak usah diratapi berlebihan, apalagi mencari kambing hitam. Kitalah yang harus mencari peluang ditengah tekanan semacam itu. Solusinya pemerintah harus berani mengubah mainstream pendidikan, yakni pendidikan harus lebih condong kepada entrepreneurship. Siapapun itu seorang pendidik,harus berani mencoba menerapkan pendidikan yang bersifat wiraswasta, sehingga anak didik mulai dari tingkat dasar hingga PT tidak canggung bergerak dalam dunia usaha.
Kiranya tidak perlu praktek yang muluk-muluk. Anak usia SD bisa diajak untuk membuat hiasan bunga lantas dilatih untuk berani menawarkan kepada orang lain. Bisa juga anak didik dilatih sablon kaos, stiker, topi dan sebagainya. Syukur setiap ulang tahun sekolahan seminar yang syarat idealisme diganti dengan "Pekan Wirausaha" dimana setiap siswa bisa menampilkan hasil kreasinya. Bukan tidak mungkin inovasi kecil semacam ini memberikan perubahan besar bagi bangsa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar